Ham Tebiu

Pemandangan Ham Tebiu (foto #AliRukman)

Bagi masyarakat Liwa "generasi tua" boleh jadi mendengar kata Ham Tebiu bukanlah sesuatu yang menyenangkan atau mengembirakan, karena tempo dulu tempat ini terkenal dengan ke angkerannya dan bagi sebagian yang lain memory bahwa Ham Tebiu sebagai tempat memandikan berpuluh-puluh mayat korban gempa 1994, serta cerita-cerita misteri lain mengiringi kehadiran Ham Tebiu yang tidak pernah kering ini tentu masih melekat erat di benak generasi tersebut. 

Ham dalam bahasa Lampung berarti Embung/kolam, sedangkan Tebiu adalah nama sejenis pohon yang oleh masyarakat Lampung Liwa di sebut Tebiu yang konon dahulu banyak tumbuh di pinggiran Ham ini.  Pada masa sebelum gempa liwa 1994 Ham Tebiu merupakan sumber mata air bagi masyarakat Liwa khususnya seputar Pompa Bor (Sekarang disekitar Masjid Al-Mansur Pasar Liwa).  Kala ini posisi Ham Tebiu yang letaknya di atas sangat menguntungkan sehingga tidak perlu pakai mesin langsung mengalir.

Seiring Perkembangan Pembangunan Kota Liwa, kini Ham Tebiu telah menjadi pelengkap aksesoris keindahan Kota Liwa.  Kesan Angker yang dulu melekat kita justru hadir dengan tampakan yang sangat menggoda; Air mancur di tengah Ham, Lampion yang bergelantungan, dan Pondok-pondok di tepian Ham menjadikan tempat ini sebagai salah satu alternatif tempat ngobrol di kota Liwa.  Tidak jauh bahkan terkadang di tepi jalan disamping Ham tempat para pedagang Buah Mangkal, semua buah-buah mulai dari durian, salak, apel, dll tersedia disini. Tak salah bila berkunjung ke Kota Liwa untuk menyempatkan bercengkrama dengan sejuknya kota liwa di Ham Tebiu..(AR) 

Post a Comment

Previous Post Next Post