KDKMP: Antara Niat Baik Negara dan Keraguan Desa

 


Niat negara menghadirkan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP) layak diapresiasi. Program ini dimaksudkan untuk memperkuat ekonomi desa dan kelurahan, membuka peluang usaha, serta memberi ruang bagi warga untuk bergerak bersama melalui koperasi. Gagasannya baik dan relevan. Namun ketika ia mulai diterapkan, tidak sedikit wilayah yang masih perlu waktu untuk menyesuaikan diri.

 

Di banyak tempat, KDKMP belum bergerak sebagaimana yang diharapkan. Ini bukan karena desa atau kelurahan menolak perubahan, melainkan karena mereka sedang berproses memahami berbagai tuntutan yang datang bersamaan. Mulai dari pembentukan kelembagaan, penataan administrasi, perencanaan usaha, hingga pengenalan sistem pembiayaan yang belum sepenuhnya familiar.

 

Pendampingan menjadi salah satu unsur penting dalam proses ini. Kehadiran Project Management Office (PMO) dan Business Assistant (BA) tentu memberi dukungan berarti. Namun di lapangan, pendampingan masih lebih terasa sebagai pengawalan teknis. Banyak pendamping adalah generasi muda yang penuh energi, tetapi masih terus belajar menghadapi kompleksitas sosial di desa dan kelurahan. Kerja-kerja pemberdayaan memang membutuhkan waktu, kesabaran, dan pemahaman konteks yang mendalam.

 

Persoalan lain muncul pada rencana pembangunan gerai KDKMP. Tidak semua desa dan kelurahan berada pada kondisi yang sama dalam hal ketersediaan lahan. Di desa, tanah sering kali terkait dengan kepemilikan dan sejarah. Sementara di kelurahan, terutama di wilayah perkotaan, keterbatasan ruang menjadi tantangan tersendiri.

 

Dalam konteks KDKMP yang berada di kelurahan, peran pemerintah daerah—baik kabupaten maupun kota—menjadi sangat penting. Keselarasan antara kebijakan pusat yang menempatkan KDKMP sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional dengan kebijakan daerah diharapkan dapat terus diperkuat, agar pelaksanaannya berjalan lebih adaptif dan kontekstual.

 

Khusus di wilayah kota, ketentuan pengadaan lahan dengan ukuran tertentu sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah pusat patut dipahami sebagai standar ideal. Namun dalam praktiknya, kondisi perkotaan sering kali menuntut penyesuaian. Kajian ulang dan ruang fleksibilitas yang proporsional akan sangat membantu agar tujuan besar program tidak terhambat oleh keterbatasan teknis di lapangan.

 

Pelatihan bagi pengurus KDKMP juga menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. Materi yang diberikan bernilai strategis, meskipun pada tahap awal masih perlu disederhanakan agar lebih mudah diterapkan. Pengetahuan mengenai akses pembiayaan, misalnya, akan lebih efektif jika didahului dengan penguatan keanggotaan dan tata kelola koperasi.

 

Di sisi lain, partisipasi masyarakat masih berkembang. Belum semua warga siap bergabung menjadi anggota koperasi. Selain faktor kapasitas pengurus, ada pula sikap menunggu yang wajar muncul di masyarakat. Mereka ingin melihat bagaimana koperasi ini berjalan dan bertahan dari waktu ke waktu.

 

Sikap ini bukan penolakan, melainkan bentuk kehati-hatian. Masyarakat desa dan kelurahan memiliki ingatan panjang terhadap berbagai program sebelumnya. Karena itu, kepercayaan hanya bisa tumbuh melalui konsistensi dan keberlanjutan.

 

Hari ini, hari terakhir di tahun 2025. KDKMP berada pada fase awal yang penting—fase belajar, berbenah, dan menata ulang langkah. Akhir tahun menjadi momen yang tepat untuk menurunkan ritme sejenak, merefleksikan proses, dan menyerap pelajaran dari lapangan.

 

Di desa dan kelurahan, waktu berjalan pelan. Ia tidak selalu seirama dengan jadwal proyek. Maka mungkin yang paling dibutuhkan saat ini bukan percepatan, melainkan penguatan dasar dan kesabaran kolektif.

 

Tahun 2026 diharapkan menjadi ruang untuk konsolidasi. Ruang untuk menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah, memperkuat pendampingan, serta memberi kesempatan bagi KDKMP tumbuh sesuai konteksnya. Jika langkah ini diambil dengan tenang dan konsisten, keraguan perlahan dapat berubah menjadi kepercayaan.

 

Pada akhirnya, koperasi bukan tentang seberapa cepat ia berdiri, melainkan seberapa kokoh ia bertahan. Dan di akar rumput, sesuatu hanya akan bertahan jika ia tumbuh dari keyakinan bersama, bukan dari dorongan waktu.

 

Post a Comment

أحدث أقدم