PNPM Menjaga Keutuhan NKRI


 

Teman saya yang sedang berada di Papua tiba-tiba telepon dan meminta saya menceritakan alur tahapan PNPM-MPd: Tolong ceritakan alur tahapan PNPM, siapa aja yang terlibat, dan bagaimana keterlibatan mareka..? Eits tunggu dulu potong saya, kenapa harus Ali Rukman,,  Ya. Kalau soal itu, nggak mungkin orang  yang pegang HP bisa ngobrol dengan orang yang pegang HT, begitu selanjutnya nggak mungkin kita  bisa ngobrol kita kalau HP kita kartunya beda.. hahahaha.. kami ketawa.. nyantai bro, kini  saya yang sok mengendalikan beliau.


Tunggu dulu..? kenapa tiba-tiba telp tanya PNPM, pinta saya..? Karena saya kangen jadi cari-cari alasan untuk bisa telepon kata beliau, hahahahahha


Ya sudah, saya becanda dan tahu kamu siapa teman.. Izin ya, saya akan menceritakan alur tahapan PNPM-MPd menurut yang saya tahu dan pernah saya lakukan sebagai fasilitator: Saya pun bercerita blaa..blaa..blaaa..  


Pantesan waktu masih menjadi Fasilitator PNPM-MPd di Liwa dulu sampai nggak sempat ngobrol kecuali hari libur,, hahahaha...kamipun tertawa lagi.


Berarti program PNPM-MPd itu adalah salah satu program yang dari konsep, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelestarian hasilnya benar-benar mencerminkan nilai-nilai demokrasi (Dari, Oleh, Untuk, Masyarakat) potong teman.. Maksudnya saya balik tanya..? Ya, dari cerita tadi progrogram PNPM sangat egaliter dan demokratis, kata teman.


Jadi begini kata teman lagi, dalam salah satu pencarian saya mencari akar masalah konflik yang menjurus pada disintegrasi, saya menemukan jawab bahwa masyarakat belum merasakan hadirnya negara untuk mareka. Lalu saya mencari lagi yang dimaksud negara hadir oleh masyarakat setempat seperti apa dan jika dijadikan program bentuknya bagaimana..? Nah, dari  beberapa informasi tersebut mareka mengatakan coba programnya seperti PNPM :  semua kami diajak terlibat, semua kami diajak bicara, semua kami diajak memunculkan dan memaksimalkan potensi lokal, semua kami diajak berbagi tugas untuk melaksanakannya, semua kami didampingi bagaimana mengerjakannya dan kemudian sama-sama menilai apa yang kami kerjakan, semua kami diajak bertanggungjawab atas apa yang kami kerjakan dengan memeliharanya.. 


Itulah makanya saya menelpon, dan terima kasih penjelasannya, saya sudah diberikan informasi yang sangat lengkap, dan dari penjelasan yang panjang lebar tadi beberapa hal dapat saya simpulkan bahwa : 


Pertama : Pantaslah masyarakat masih menginginkan program ini dilaksanakan lagi karena mareka merasa bukan sekedar dilibatkan,  tetapi betul-betul dihargai keberadaannya sebagai warga negara, bukanya hanya simbolik dan dijadikan jualan politik semata.


Kedua :  Program PNPM  selain memberdayakan masyarakat sampai ke lapisan terendah, juga memberdayakan aparatur terutama di tingkat Kampung, sehingga hadirnya PNPM tidak membuat masyarakat dan aparat Kampung berhadapan-hadapan penuh curiga yang memunculkan krisis kepercayaan di masyarakat, tetapi betul-betul berpadu untuk kesejahteraan masyarakat.


Ketiga :  Kehadiran negara di PNPM dirasakan hanya sebagai  fasilitator yang tidak sedikitpun menunjukkan “egonya” dengan mendominasi. Tidak dengan mengatur-ngatur usulan dan atau mengarahkan usulan pada kelompok tertentu yang berbau SARA, apatah lagi memobilisasi orang luar untuk mengendalikan orang lokal berlindung di balik program. 


Keempat : Rendahnya tingkat kebocoran di PNPM, karena semua hati telah terpatri menjadi satu dalam semangat persatuan : dari, oleh, untuk masyarakat.. Bagaimana mungkin korupsi bisa terjadi bila aspirasi masyarakat dari semua lapisan sudah di tampung, semua mayarakat terlibat sesuai tupoksinya, dan semua pelaku mempertanggungjawabkan pekerjaannya di dalam musyawarah Kampung.


Kelima : Pendamping PNPM sebelum memberdayakan masyarakat, terlebih dahulu diberdayakan, digambleng sedemikian rupa untuk benar-benar menjadi pendamping yang egaliter; tidak dari mana-mana tetapi ada di mana-mana, bukan siapa-siapa tapi bisa bicara dengan siapa saja, bukan politisi tetapi bisa berpolitik agar program pnpm membumi, tidak krisis eksistensi,  karena mareka selalu eksis di setiap lini kegiatannya, tidak aji mumpung karena mareka bukan manusia serakah yang berlindung dibalik retorika, Menjiwai dalam melaksanakan tugas karena mareka paham kredo fasilitator..


Mendengar kalimat terakhir saya memotong kalimat, dengan memberikan celetukan  NKRI harga mati..!!!! hahahaha,hahahahaha,hahahaha...  tawa kami pecah lagi dan kali ini lebih kencang dan panjang dari tawa-tawa kami sebelumnya...     


Setelah tawa-tawa kami agak pelan, teman bilang; celetukanmu tadi benar,, saya akan laporkan ke atasan saya bahwa demi untuk merajut kembali kebinekaan dan mempertahankan NKRI maka best practice PNPM harus kembali dihidupkan.


Sudah ya bro, makasih sudah dikasih penjelasan tentang pnpm, tadi kita ngobrol pertama kali jam saya menujukkan pukul 09.30, dan sekarang sudah pukul 12.00. walaupun beberapa kali putus karena sinyal tapi mudah-mudah informasi yang saya dapat di lapangan dan obrolan kita nyambung dan nggak putus-putus.


Kamipun saling berucap salam...        

Post a Comment

Previous Post Next Post