Pagi itu, aku hanya ingin membuat
minuman gula merah. Tak ada ambisi besar, tak ada eksperimen ilmiah. Hanya
segelas hangat untuk menenangkan hati yang sedikit kusut. Namun dari
kesederhanaan itu, justru lahir satu pelajaran yang terasa lebih jernih daripada
banyak nasihat panjang yang sering kita dengar.
Aku membuat dua gelas minuman.
Gelas pertama memakai gula merah yang
konon asli dari nira aren—manisnya ringan, seperti sari tebu yang malu-malu
menyentuh lidah. Gelas kedua memakai gula merah dari daerah berbeda—juga
katanya asli, namun aromanya terlalu tebal, manisnya menutup rongga mulut,
seolah ada sesuatu yang bersembunyi di balik pekatnya rasa.
Awalnya aku tidak curiga. Sampai semut
datang sebagai saksi kecil yang tak pernah belajar teori integritas.
Gelas pertama kutaruh di meja. Sunyi.
Hening. Tak ada satu pun semut menoleh. Seakan-akan mereka tahu ada yang keliru
dengan “keaslian” yang dibanggakan itu.
Lalu gelas kedua kutaruh, dan semut
datang cepat, serupa jamaah yang menemukan arah. Mereka berbaris, merubung,
tanpa ragu—seolah mengakui bahwa manis yang mereka cium adalah manis yang
jujur, bukan manis yang dipoles kata-kata.
Di titik itu aku tersenyum pahit.
Betapa sering kita, manusia yang merasa
paling pandai, justru mudah tersesat oleh label, cerita, dan klaim manis
tentang keaslian. Sementara semut—makhluk kecil yang jarang kita anggap—lebih
peka membedakan mana manis yang tulus dan mana yang penuh tipu daya.
Kadang kita terlalu sibuk mencari
kebenaran di tempat jauh, padahal pelajaran sederhana bisa lahir dari meja
dapur, dari segelas minuman, dari seekor semut yang lewat.
Kesimpulan kecilku pagi itu pelan namun
menusuk:
bahkan semut pun enggan mendekati gula
yang palsu.
Lalu bagaimana dengan kita, yang kadang
dengan sengaja membiarkan diri jatuh cinta pada dan atau memakai kepalsuan?
Di dunia yang penuh label dan promosi
ini, barangkali kita perlu kembali belajar dari semut—bahwa kejujuran punya
aroma yang tak bisa dipalsukan, dan kebenaran selalu mengenalkan dirinya
sendiri, bahkan tanpa perlu diperkenalkan.
Post a Comment